Warung sembako memainkan peran yang cukup penting di masyarakat. Pasalnya,...
Telah jadi salah satu merek cokelat terkemuka di Indonesia yang juga mendunia, bagaimana sejarah SilverQueen hingga bisa jadi sesukses sekarang?
Berbicara soal merek cokelat batangan, nama SilverQueen tentu sudah tidak asing lagi. Pasalnya, cokelat SilverQueen telah lama menjadi salah satu merek cokelat batangan paling populer di Indonesia.
Meskipun begitu, ternyata masih ada segelintir masyarakat yang mengira, bahwa SilverQueen merupakan cokelat yang berasal dari luar negeri. Padahal, SilverQueen merupakan merek lokal yang diproduksi pertama kali dan dikembangkan di Indonesia.
Bagaimana kisah perjalanan dan sejarah SilverQueen untuk bisa menjadi merek cokelat yang populer hingga ke mancanegara? Simak rangkuman lengkapnya berikut ini!
Sosok Pencetus Merek SilverQueen
Perusahaan yang menaungi cokelat SilverQueen pertama kali dikembangkan oleh Ming Chee Chuang, seorang pemuda keturunan Tionghoa yang berasal dari Myanmar. Jauh sebelum cokelat SilverQueen diproduksi, pada awalnya Chuang membeli perusahaan bernama NV Ceres yang dijual oleh orang Belanda.
Di tangannya, perusahaan tersebut kemudian berganti nama menjadi PT Perusahaan Industri Ceres. Inilah yang kemudian menjadi cikal bakal diproduksinya cokelat SilverQueen dan juga beberapa merek kembang gula cokelat lainnya.
Sejarah Singkat Lahirnya Cokelat SilverQueen
Setelah berganti nama menjadi PT Perusahaan Industri Ceres, Ming Chee Chuang memulai perjalanan perusahaan, yang saat itu masih berlokasi di Garut, dengan memproduksi biskuit wafer Ritz pada tahun 1950-an.
Namun, sempat terjadi perselisihan karena nama merek biskuit tersebut diklaim oleh Nabisco Food, perusahaan asal Amerika. Pasalnya, merek Ritz sendiri sudah lebih dulu ada sejak tahun 1949 dan didirikan oleh orang Belanda.
Untuk memperjuangkan hak atas nama merek Ritz, PT Perusahaan Industri Ceres harus melewati berbagai usaha hingga akhirnya kembali berhasil menguasai hak atas nama tersebut. Setelah itu, barulah PT Perusahaan Industri Ceres mulai melangkah menuju masa lahirnya cokelat SilverQueen.
Pada saat itu, Ming Chee Chuang memiliki ide untuk melakukan inovasi dengan mencampurkan kacang mede ke dalam cokelat yang dikemas dalam bentuk cokelat batangan. Format bentuk kemasan inilah yang kemudian juga memberikan ciri khas untuk cokelat SilverQueen pada masa itu.
Karena rasanya yang enak, SilverQueen juga dilirik oleh Presiden Soekarno yang kala itu meminta Chuang memproduksi cokelat SilverQueen untuk acara KAA (Konferensi Asia Afrika) pada tahun 1955. Momen ini jugalah menjadikan cokelat SilverQueen populer dan terkenal, hingga Chuang memindahkan pabriknya ke Bandung.
Namun, perjalanan SilverQueen untuk menjadi merek cokelat populer hingga saat ini bukannya tanpa halangan. Salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh Chuang pada masa itu adalah belum adanya teknologi yang dapat mencegah melelehnya cokelat saat dipajang di toko akibat iklim Indonesia yang panas.
Untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut, Chuang kemudian mencurahkan banyak waktu untuk mempelajari cara meningkatkan kualitas cokelatnya.
Salah satu usaha yang dilakukan Chuang adalah dengan mengunjungi pabrik cokelat CJ Van Houten di Belanda, untuk mempelajari cara dan teknologi modern demi bisa memproduksi cokelat batangan yang berkualitas tinggi dan tidak meleleh.
Singkat cerita, cokelat SilverQueen kemudian semakin berkembang dan digemari oleh masyarakat. Ming Chee Chuang yang bertambah usia kemudian menyerahkan kepengurusan perusahaannya kepada kedua anaknya, John dan Joseph.
Ekspansi Cokelat SilverQueen Hingga ke Mancanegara
Di tangan John dan Joseph, perusahaan yang menaungi SilverQueen semakin berkembang hingga akhirnya mereka berhasil mendirikan perusahaan baru bernama Petra Food pada 1984. Perusahaan ini berpusat di Singapura dan menjalin kerja sama perdagangan dengan sejumlah negara, seperti Filipina, Jepang, dan Thailand.
PT Perusahaan Industri Ceres juga kemudian menjadi satu bagian dengan PT Petra Food dan menghasilkan produk serta merek unggulan lainnya, seperti Biskuit Selamat dan juga Meses Ceres yang menjadi salah satu merek cokelat tabur paling populer di Indonesia.
Kesuksesan PT Petra Food juga berhasil mengantarkan perusahaan ini untuk terdaftar di Bursa Efek Singapura pada 2004. Hingga kini, cokelat SilverQueen telah memiliki berbagai macam varian dan dijual di lebih dari 10 negara termasuk Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Bahkan hingga tahun 2024, SilverQueen berturut-turut berhasil menjadi merek cokelat batangan favorit remaja di Indonesia seperti dilansir dalam laporan “Top Brand For Teens Index 2024” untuk kategori cokelat batangan dengan skor Top Brand Index (TBI) hingga mencapai 50.90%.
Itulah tadi rangkuman singkat mengenai sejarah SilverQueen yang telah dirangkum oleh AwanToko untuk Anda.
Jika Anda merupakan pemilik Warung Sembako yang kesulitan membagi waktu antara berbelanja dan menjaga warung, AwanToko punya solusi praktis untuk Anda!
Dengan menggunakan aplikasi AwanToko, Anda bisa berbelanja ke grosir langganan secara online tanpa harus meninggalkan warung dalam jangka waktu lama. Nantinya, barang yang telah dipesan akan disiapkan oleh grosir dan dapat Anda ambil saat sudah siap.
Selain itu, melalui aplikasi AwanToko Anda juga dapat mengajukan bantuan permodalan untuk warung Anda melalui fitur layanan AwanTempo, layanan bantuan permodalan yang berizin dan diawasi secara langsung oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Dalam menyediakan layanan bantuan permodalan ini, AwanToko bekerja sama dengan PT SimpleFi Teknologi Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi website AwanToko atau hubungi customer service kami.
Download aplikasi AwanToko sekarang, dan ayo jadi #TemanUntungBareng AwanToko.