Warung sembako memainkan peran yang cukup penting di masyarakat. Pasalnya,...
FMCG adalah singkatan dari Fast Moving Consumer Goods, atau bila diterjemahkan secara bebas adalah Produk Konsumsi yang Cepat Habis. Produk yang termasuk dalam industri FMCG ini sangat mudah kita temui dan gunakan dalam keseharian kita. Beberapa ciri-ciri produk yang termasuk dalam kategori produk di industri FMCG adalah:
Ciri-Ciri Produk yang Termasuk Kedalam Kategori Produk di Industri FMCG
Umur pakai yang singkat
Produk di industri FMCG dalam kemasan terkecilnya sering kali akan habis dalam hitungan minggu atau bulan, seperti layaknya pada produk kategori perawatan tubuh dan perawatan rumah. Bahkan untuk kategori makanan dan minuman, dalam kemasan terkecil bisa habis hanya dalam hitungan menit. Hal ini tidak terjadi pada kategori produk pakaian, elektronik, otomotif dan lainnya yang memiliki umur pakai hingga mencapai tahunan.
Dapat dibeli oleh perorangan dengan harga terjangkau
Perorangan sebagai konsumen akhir, dapat membeli produk-produk di industri FMCG secara eceran dalam harga yang relatif terjangkau. Cenderung tidak ada pembelian minimum untuk perorangan apabila ingin membeli produk-produk industri FMCG.
Frekuensi konsumsi yang tinggi
Produk di industri FMCG dikonsumsi nyaris setiap saat oleh manusia, tergantung pada produk kategori dan pola konsumsi individu itu sendiri. Sejak bangun tidur, kita menggunakan produk industri FMCG seperti sabun, pasta gigi, dan lain-lain hingga sepanjang hari kita akan sangat mungkin mengkonsumsi kecap, keju, sabun cuci baju, sirup dan berbagai produk lainnya.
Distribusi yang luas dan penetrasi yang dalam
Karena setiap orang pasti membutuhkan berbagai jenis produk FMCG, maka distribusi produk dilakukan secara luas ke berbagai daerah. Tidak hanya itu, produk-produk ini juga banyak dan dengan mudah kita dapatkan di sekitar kita agar kita bisa lebih sering menggunakannya.
Memiliki banyak pilihan dari berbagai produsen
Karena tingginya tingkat kebutuhan untuk tiap jenis kategori produk FMCG, maka banyak pelaku bisnis yang tertarik untuk berinvestasi dalam industri FMCG. Hal ini berdampak, konsumen akan memiliki lebih banyak pilihan dari tiap kategori produk yang mereka inginkan.
Produk Sembako atau makanan pokok cenderung memiliki karakter yang mirip dengan produk FMCG. Perbedaannya produk industri FMCG cenderung sudah memiliki merek sedangkan produk Sembako masih banyak yang dijual dengan model curah atau tanpa merek.
Karakteristik Bisnis Industri FMCG
- jumlah pelaku banyak dan tingkat persaingan yang tinggi
- distribusi yang luas
- permintaan yang cenderung stabil
- didukung oleh strategi rantai pasok, pemasaran dan merek yang kuat
- margin keuntungan produk per unit yang relatif kecil
- sensitif terhadap inovasi dan trend (tidak hanya terhadap produk)
Dalam industri FMCG, melibatkan banyak pihak selaku pelaku usaha sebelum produk industri FMCG tersebut bisa dikonsumsi oleh konsumen akhir. Berikut adalah bagan yang menunjukan para pihak pelaku usaha di industri FMCG.
Pada bagian hulu industri FMCG, terkait dengan bagaimana pihak usaha dengan skala besar, permodalan yang kuat dan teknologi tinggi terlihat dalam proses produksi hingga distribusi yang kesemuanya memiliki aspek eksklusifitas yang membatasi mereka untuk terlibat dengan berbagai merek dan produk secara bebas. Pada kelompok pelaku industri. hulu, setidaknya terdapat 3 pihak yaitu:
- Manufaktur
Manufaktur adalah pelaku usaha dengan kemampuan, teknologi dan perizinan untuk melakukan produksi suatu produk.
- Principle
Principle adalah pemilik merek, formulasi dan spesifikasi yang akan memesan produknya untuk bisa diproduksi oleh Manufaktur. Principle menjalankan fungsi strategis pada pengembangan produk, pemasaran dan distribusi.
- Distributor
Untuk memastikan produk bisa tersedia di berbagai titik penjualan, maka Operasional distribusi akan dilakukan oleh distributor. Distributor memiliki kesepakatan resmi dengan principle terkait detail kegiatan distribusi seperti wilayah Operasional, komitmen harga & volume transaksi, eksklusifitas dan lain-lain.
Pelaku industri hilir adalah pelaku industri dalam skala yang lebih kecil yang cenderung memiliki fleksibilitas dan kebebasan untuk berbisnis dengan berbagai merek dan produk. Kebanyakan pelaku usaha ini menjalankan bentuk usaha turunan dari Distributor (menjalankan fungsi distribusi). Ada pihak yang menjalankan usaha di wilayah pasar tradisional (General Trade) ada juga yang menjalankan fungsi distribusi di pasar modern.
Pelaku usaha di pasar Tradisional
Grosir
Grosir memiliki karakteristik membeli produk industri FMCG dalam volume besar untuk dijual kepada pelanggannya yang mana pelanggannya akan menjual kembali produk tersebut.
Warung
Warung sebagai pelanggan Grosir Warung membeli produk untuk dijual kembali secara eceran/satuan kepada pengguna atau konsumen akhir
Pelaku usaha di pasar Modern
Modern Grosir
Modern grosir sering juga disebut sebagai perkulakan modern dimana penjualan produk dilakukan dengan sistem bundling agar jumlah yang di beli menjadi lebih banyak namun akan mendapat harga beli yang lebih murah. Biasanya bangunan modern Grosir memiliki bentuk dan tata atur seperti gudang besar namun tetap nyaman untuk didatangi.
HyperMarket
HyperMarket melakukan penjualan secara satuan dengan berbagai pilihan jenis produk dan dalam tingkat stok yang tinggi. Tidak hanya menjual Sembako, produk segar dan produk industri FMCG, namun juga menjual pakaian dan elektronik
SuperMarket
SuperMarket melakukan penjualan secara satuan dimana jumlah SKU dan tingkat stoknya lebih sedikit dibandingkan HyperMarket. Hanya fokus menjual Sembako, produk segar dan produk industri FMCG.
Mini Market
Mini Market melakukan penjualan secara satuan dan memiliki jenis SKU dan tingkat stok yang sangat terbatas karena keterbatasan tempat. Hanya fokus menjual Sembako dan produk FMCG
Dilansir dari Ekonomi Bisnis berdasarkan data Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) per 2021, volume bisnis industri FMCG di pasar Tradisional di Indonesia mencapai lebih dari 65%. Di lain pihak, pelaku industri di pasar Tradisional relatif lambat dalam penyerapan penggunaan teknologi untuk menjalankan Operasional usahanya. Belum lagi, masih cukup sulitnya akses mereka ke sumber permodalan sehingga mempersulit mereka untuk melakukan pengembangan usaha.
AwanToko berfokus untuk bermitra dengan pelaku industri hilir tradisional industri FMCG dengan memberikan dukungan teknologi dan permodalan. Grosir bisa memanfaatkan AwanToko Pro , sebuah sistem berbasis web tanpa berbayar untuk melakukan pencatatan transaksi, manajemen stok hingga mengajukan bantuan permodalan. Untuk Warung, disediakan aplikasi AwanToko yang berbasis Android agar Warung dapat berbelanja stok secara online ke Grosir langganannya. Di aplikasi AwanToko juga disediakan dukungan permodalan untuk Warung dengan nama AwanTempo, dimana Warung dapat meningkatkan modal belanja stoknya untuk mengembangkan usahanya.
Kini saat nya Grosir dan Warung harus lebih cerdas, tidak hanya dengan penggunaan teknologi namun juga dengan peningkatan akses ke permodalan untuk pengembangan bisnis dan pada akhirnya peningkatan keuntungan usaha dan perbaikan kualitas hidup.
Ayo, jadi #temanuntung bersama AwanToko.