Jika mendengar istilah brand legendaris Indonesia, produk apa yang Anda...
Jika mendengar istilah brand legendaris Indonesia, produk apa yang Anda pikirkan?
Di era persaingan pasar global, ternyata masih banyak brand asal Indonesia yang dapat bersaing. Bahkan, beberapa di antaranya seringkali dianggap brand yang berasal dari luar negeri.
Salah satu alasan brand dapat bertahan adalah kualitas yang dipertahankan serta strategi pemasaran yang tepat. Mengaplikasikan kedua aspek ini dapat membantu brand untuk bertahan lama di pasaran.
Pada artikel ini akan dibahas 10 brand Indonesia yang berhasil menjadi legendaris dan tetap eksis di pasaran hingga kini.
1. SilverQueen
SilverQueen merupakan brand coklat asal Garut, Jawa Barat yang sering dikira berasal dari luar negeri. Perusahaan dengan asal nama NV Ceres ini dibeli oleh Ming Chee Chuang. Dia adalah seorang pria asal Burma yang tinggal di Bandung pada zaman kolonial.
Inovasi utama sekaligus ciri khas SilverQueen adalah memasukkan kacang mede ke dalam coklat yang dicetak batangan.
Popularitas SilverQueen melonjak saat berpartisipasi dalam Konferensi Asia Afrika 1955. Ditambah, Presiden Soekarno sangat menyukai coklat tersebut.
Kemudian tahun 1984, perusahaan dilanjutkan oleh John dan Joseph dengan nama PT Petra Food. Dengan menjaga kualitas, SilverQueen mampu berekspansi hingga 10 negara lainnya termasuk Thailand, Korea, dan India.
2. Indomie
Indomie pertama kali diluncurkan pada 1972 dibawah naungan PT Sanmaru Food Manufacturing milik Djajadi Djaja. Varian pertama yang diluncurkan adalah Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam. Pada tahun 1982, Indomie juga memperkenalkan varian Mie Goreng yang hingga saat ini menjadi favorit banyak orang.
Di tahun 1990, PT Indofood Sukses Makmur Tbk membeli perusahaan Sanmaru, menjadikannya sebagai produsen utama Indomie. Seiring perkembangannya, Indomie mulai mendominasi pasar mie di Indonesia.
Indomie tidak hanya populer di Indonesia, tetapi juga di mancanegara seperti Singapura, Hong Kong, Eropa, dan lainnya. Indomie bahkan memiliki 17 pabrik di luar negeri termasuk Malaysia, Arab Saudi, dan Mesir.
3. Tehbotol Sosro
“Apapun Makanannya, Minumnya Tehbotol Sosro”, tagline ini sudah melekat di pikiran masyarakat. Tehbotol Sosro merupakan salah satu brand Indonesia yang legendaris dan masih tetap eksis hingga saat ini. Teh ini pertama kali diproduksi oleh keluarga Sosrodjojo pada tahun 1940 dengan nama Teh Cap Botol.
Pada 1965, mereka meluaskan pasar ke Jakarta. Salah satu strategi yang berhasil dilakukan untuk menarik konsumen adalah meletakkan seduhan teh ke dalam botol bekas kecap.
Seiring meningkatnya minat, Tehbotol Sosro berinovasi dengan berbagai kemasan, termasuk botol kaca, botol plastik, serta karton.
4. Dua Kelinci
Dua Kelinci, yang sebelumnya bernama “Sari Gurih” didirikan oleh Ho Sie Ak dan Law Bie Giok pada tahun 1972. Awalnya, mereka menjual kacang hasil panen petani di dalam kemasan.
Kemudian di tahun 1985, Ali Arifin dan Hadi Sutiono mengganti nama “Sari Gurih” menjadi Dua Kelinci di Pati, Jawa Tengah. Mulai dari sini, Dua Kelinci semakin berkembang dengan memproduksi berbagai merek lainnya seperti Sukro, Tic Tac, Pilus, Deka, Krip Krip, dan Usagi.
PT Dua Kelinci kini semakin meluaskan pasarnya ke berbagai wilayah seperti Asia Tenggara, Cina, Timur Tengah, Eropa, Amerika Utara, dan Afrika.
5. Bango
Kecap Bango didirikan oleh pasangan suami istri Tjoa Pit Boen (Yunus Kartadinata) dan Tjoa Eng Nio pada tahun 1928. Mereka memilih nama Bango dengan harapan kecap ini dapat terbang menembus pasar mancanegara.
Sesuai harapan, di tahun 2001 Kecap Bango diakuisisi oleh PT Unilever Indonesia, membuatnya semakin dikenal. Hingga di 2008, Unilever mengubah merek “Kecap Bango” menjadi “Bango”.
Baca Juga: Berbagai Jenis Beras Putih, Produk Wajib untuk Grosir Sembako
6. Sampoerna
Sampoerna, yang awalnya bernama Dji Sam Soe, didirikan oleh Liem Seeng Tee di tahun 1913. Untuk urusan komersil, Liem membuat usahanya bernama Handel Maatschappij Liem Seeng Tee. Setelah Perang Dunia II, usaha tersebut berubah nama menjadi PT Hanjaya Mandala Sampoerna.
Penjualan Sampoerna semakin meningkat setiap tahunnya. Bahkan, Sampoerna pernah digunakan sebagai alat tukar oleh pedagang karena dianggap memiliki nilai yang lebih stabil dibandingkan mata uang resmi.
Bisnis Sampoerna diteruskan ke tiga generasi, dengan tiap generasi meraih kesuksesan tersendiri. Upaya ketiga generasi ini membuahkan hasil yang signifikan. Terbukti dengan Sampoerna yang berhasil menguasai 28% pasar rokok di Indonesia pada 2021.
7. Kapal Api
Kopi Kapal Api didirikan oleh Go Soe Loet di tahun 1927. Saat itu, kopi yang dibuatnya dijual di Pelabuhan Tanjung Perak.
Banyaknya pelaut yang membeli, menginspirasi Go Soe Loet untuk memakai lambang Kapal Api. Lambang ini menggambarkan harapan baru, semangat juang, serta kemajuan teknologi.
Pada tahun 1979, anak dari Go Soe Loet yang bernama Soedomo Mergonoto mendirikan PT Santos Jaya Abadi. Dengan ciri khas rasa yang turun temurun, kopi Kapal Api berhasil dicintai masyarakat Indonesia.
Cita rasa ini berhasil membuat kopi Kapal Api diekspor ke Arab Saudi pada 1985, dilanjutkan dengan Taiwan dan Malaysia.
8. Tolak Angin
Tolak Angin berawal dari ramuan keluarga Ibu Rakhmat Sulistio yang mulai dipasarkan pada tahun 1940. Produk yang dijual dalam bentuk jamu gondongan itu ternyata sangat diminati masyarakat.
Serangan Umum yang terjadi di Yogyakarta mengharuskan keluarga Ibu Rakhmat pindah ke Semarang. Di sana, mereka mendirikan pabrik bernama Sido Muncul yang berarti impian yang terwujud.
Di bawah kepemimpinan sang anak, Desy Sulistio, mereka membentuk PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul. Kemudian di tahun 1992, Tolak Angin berbentuk cair mulai dipasarkan, seperti yang kita kenal hingga saat ini.
9. Viva Cosmetics
Tahukah Anda kalau Viva adalah kosmetik pertama yang menggunakan label “Made in Indonesia”?
Kosmetik ini didirikan di Surabaya pada tahun 1962, tepatnya di bawah PT General Indonesian Producing Centre. Kemudian di tahun 1998, perusahaan tersebut mengubah namanya menjadi PT Vitapharm.
Viva tidak pernah berhenti berinovasi. Mereka berusaha menggaet anak-anak muda dengan varian dan kemasan baru. Contohnya adalah brand Red A yang diciptakan untuk kalangan remaja.
Viva juga kerap mengadakan meet & greet serta beauty class untuk semakin mendekatkan diri dengan konsumen. Hal ini meningkatkan hubungan antara konsumen dengan Viva, yang dapat membuat mereka melakukan pembelian ulang.
10. Aqua
Aqua merupakan brand air mineral legendaris asal Indonesia. Tirto Utomo mendirikan PT Golden Mississippi di Bekasi, Jawa Barat untuk memproduksi brand ini pada tahun 1973.
Awalnya, Aqua kurang diterima masyarakat karena tidak terbiasa dengan air mineral dalam kemasan. Titik balik terjadi saat datangnya para kontraktor asing dari Korea Selatan dalam pengerjaan Tol Jagorawi.
Mereka merupakan pelanggan pertama Aqua. Kebiasaan minum air mineral dari kemasan ini mulai dibicarakan karena kepraktisannya. Akibatnya, Aqua mulai diterima masyarakat.
Pada tahun 1998, perusahaan Danone mulai mengakuisisi PT Golden Mississippi dengan Tirto masih memegang saham Aqua melalui PT Tirta Investama. Mulai dari sinilah, Aqua menyematkan logo Danone pada kemasan mereka.
Baca Juga: Usaha Grosir dan Eceran, Mana yang Lebih Untung?
Jika Anda pemilik grosir yang ingin stok brand FMCG asal Indonesia di atas, Anda dapat menggunakan AwanToko Pro!
AwanToko Pro memiliki berbagai layanan yang akan memudahkan bisnis Anda. Anda dapat mencatat stok barang dan transaksi secara digital.
Hal ini akan meningkatkan keakuratan catatan Anda, sehingga keputusan bisnis yang diambil juga akan tepat sasaran.
Selain itu, terdapat juga layanan “Bantu Modal”. Layanan ini akan membantu Anda mengajukan modal usaha dengan mudah dan proses yang cepat.
Layanan Bantu Modal AwanToko Pro didukung oleh PT Simplefi Teknologi Indonesia (AwanTunai) dan telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi website AwanToko atau hubungi Customer Service kami.
Ayo, jadi #TemanUntungBareng AwanToko sekarang!